Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan salah satu bentuk kejahatan luar biasa yang dapat mempengaruhi ketahanan nasional Negara Republik Indonesia.
Narkotika sebagai sarana perang tak kasat mata (proxy war) menjadi momok yang menghantui keberlangsungan generasi penerus bangsa.
Berita kasus narkotika kerap menjadi topik perbincangan utama, apalagi ketika narkotika melibatkan tokoh maupun publik figur baik itu dari kalangan pemerintahan, dunia usaha, kelompok masyarakat maupun institusi pendidikan yang seharusnya berdaya dan bisa memberikan pengaruh positif bagi generasi muda.
Angka prevalensi setiap tahun yang terus meningkat membuka gambaran nyata bagaimana narkotika secara mengerikan menggerogoti dan menyasar sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Semua kalangan menjadi target sasaran sindikat peredaran narkotika baik di tingkat nasional maupun daerah. Hampir tidak ada satupun wilayah di Indonesia yang bersih dari narkotika.
Oleh karenanya, melalui Kuliah Pakar yang diselenggarakan oleh Poltekes Kemenkes Semarang, Kampus 9 Kota Tegal, Kepala BNN Kota Tegal, Dr. Nasrudin, S. Ag.,M.M mendorong 138 mahasiswa/i tingkat I program studi d3 keperawatan ikut berperan aktif dalam upaya P4GN.
Narkotika menjadi permasalahan serius yang harus ditangani secara masif dengan kolaboratif, tegas Nasrudin
Menurutnya “institusi pendidikan tinggi merupakan tonggak pembentuk karakter Civitas akademika yang berjiwa sehat, berkarakter dan kritis dalam menghadapi isu- isu nasional khususnya narkotika mempunyai peranan yang sama sesuai dengan amanat UU 35 tahun 2009 Tentang Narkotika khususnya Bab XIII pasal 104 – 108”.
Potensi mahasiswa sebagai agen perubahan dalam pelaksanaan pencegahan harus dioptimalkan. Kegiatan promotif dan preventif menjadi sarana yang efektif dalam menjaga performa usia produktif ditengah gempuran narkotika.
